Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Galatia 5:22-23)
Pendahuluan
Penguasaan
diri adalah kemampuan sesorang untuk mendeteksi dan mengatasi tekanan-tekanan negatif
yang muncul dari luar maupun dalam kehidupan kita. Penguasaan diri berarti berani dan mampu
berkata, "tidak" terhadap segala sesuatu yang merugikan kita dan
orang lain, baik secara fisik, emosi, moral, maupun spiritual (Galatia
5:19-21).
Adam
dan Hawa tidak mampu menguasai nafsu untuk berkuasa dan akhirnya diperdayai
oleh iblis akhirnya membukakan pintu bagi dosa untuk meraja lela di muka bumi
ini.
Esau
gagal mengatasi teriakan perutnya. Ia melepaskan begitu saja hak istimewa
sebagai anak sulung hanya karena tidak mampu menahan rasa lapar dan nafsu
makan.
Samson
membiarkan dirinya terbuai dengan kesenangan nafsu birahi dan kehilangan kuasa
sebagai hakim atas Israel dan akhirnya harus menggantikan dengan nyawanya.
Yudas
tidak mampu mengalahkan rasa cintanya terhadap uang dan akhirnya harus
mengkhianati guruNya sendiri.
Penguasaan
diri
Kata Yunani "egkrateia" [engkrateia] bermakna
"mempunyai kuasa atas" (kata dasar "krat-" seperti pada
kata "demokrat", yang berarti "pemerintahan"), atau
"kepemilikan atas kelakuan sendiri."[16] Kata yang sama dipergunakan oleh
rasul Petrus dalam suratnya yang kedua pasal 1:5-7:
"Justru
karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan
diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan
kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih
akan saudara-saudara kasih akan semua orang."[17]
Mengendalikan
atau menguasai diri berarti menahan diri untuk tidak melakukan suatu keinginan.
Banyak sekali keinginan duniawi yang akan membawa kepada kesesatan. Rasul
Yohanes menjelaskan bahwa keinginan duniawi itu bukan berasal dari Allah.
Keinginan duniawi itu bisa berupa:
1. Keinginan mata (keserakahan)
2. Keinginan daging ( hawa nafsu)
3. Keangkuhan hidup
Tetapi
sebagai anak-anak Tuhan, kita bertanggung jawab untuk tetap menguasai diri di
tengah godaan duniawi. Tentunya kita mustahil untuk melakukan itu seorang diri,
jadi kita harus meminta pertolongan dari Tuhan untuk mengendalikan diri kita
ini. Seperti tertulis di I Petrus 4:7a "Kesudahan segala sesuatu sudah
dekat. Karena itu kuasailah dirimu."
Selain
itu, kitab Amsal juga menulis "Orang yang sabar melebih pahlawan, orang
yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." (Amsal 16:32)
Bahkan
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa orang yang menguasai dirinya memiliki
'kedudukan' yang lebih tinggi dari orang yang sabar.
APA SIH MANFAAT DARI
PENGUASAAN DIRI?
Penguasaan
diri akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih dewasa. Dengan penguasaan
diri, kita tidak akan mudah terbawa arus dosa duniawi. Dengan memiliki karakter
ini, kita akan semakin serupa dengan juruselamat kita, Yesus Kristus.
Tetapi
kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan
pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! (2 Timotius 4:5)
Kita
harus bisa menguasai diri dalam HAL APA?
Sebenarnya
sih kita harus menguasai diri dalam hal apapun juga. Namun ada beberapa hal
penting yang harus kita kuasai terlebih lagi.
1.
Pikiran. Jika kita tidak bisa
menguasai pikiran kita, maka tindakan kita pun tidak bisa dikuasai pula. Rasul
Paulus berkata dalam suratnya di 2 Korintus 10:5b "...Kami menawan segala
pikiran dan menaklukannya kepada Kristus."
Jadi
bisa disimpulkan, bila pikiran kita terus terisi oleh Firman Tuhan, segala
perbuatan dan tindakan kita akan terarah & terkontrol.
2.
Lidah atau ucapan. Amsal
21:23 mengatakan, "siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri
dari pada kesukaran." Maka dari itu, penting untuk kita untuk mengkontrol
setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita ini. Yakobus mengibaratkan lidah
kita ini seperti api, "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil
dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah,
betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar."
Kenyataannya,
banyak sekali masalah yang datang karena perkataan yang kita keluarkan. Jadi
sebisa mungkin pergunakan dan kendalikan lidahmu. Gunakanlah lidahmu ini untuk
membawa berkat dan bukan menjadi kutuk.
3.
Mata Ada tertulis:
"Mata adalah pelita tubuh.
Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh
tubuhmu. Jadi jika terang yang ada
padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu." (Matius 6:22-23). JIka kita tidak dapat
menguasai mata kita, maka kita akan mudah sekali untuk terjerumus di dalam
dosa. Sebagai contoh: banyak sekali remaja jaman sekarang yang tidak dapat
menguasai matanya dan malah menonton / melihat pornografi. Juga karena tidak
tahan dan silau akan kemewahan dunia, banyak orang yang rela menimbun kekayaan
dari cara yang tidak halal, seperti korupsi.
JADI SEJAUH MANA KITA
SUDAH MENGUASAI DIRI KITA?
Memang
penguasaan diri itu susah. Dibutuhkan proses yang panjang untuk memiliki
karakter seperti ini. Itulah sebabnya kita perlu meminta bantuan Roh Kudus
untuk membantu kita menaklukan daging dan menguasai diri kita sendiri.
Ternyata
bukan hanya kita saja loh. Bahkan seorang yang takut Tuhan saja bisa jatuh ke
dalam dosa karena gagal menguasai dirinya. Tuhan sudah memberkatinya
berlimpah-limpah namun ia gagal menanggapi berkat tersebut karena ia tidak
menguasai dirinya. Ya, orang itu adalah SIMSON.
Siapa
sih yang ga kenal Simson pada jaman tersebut? Pada saat itu, Simson adalah
orang yang sangat terkenal dan diberkati. Ia diberikan kekuatan yang luar
biasa. Ia bahkan mampu untuk mengalahkan ribuan tentara Filistin dan menguasai
kota. Tetapi Simson tidak bisa menguasai dirinya dan tidak berdaya di hadapan
Delilah. Akhirnya rambutnya yang merupakan pusat kekuatan nya selama ini pun
dipotong sama Delilah. Akibatnya Simson tidak lagi memiliki kekuatan untuk
mengalahkan musuh. Jadi penguasaan diri seseorang lebih penting daripada
kekuatan fisik yang dimilikinya.
Penutup
Buah penguasaan diri
adalah kemampuan untuk mengatasi segala kecenderungan kita untuk berbuat dosa
dan melakukan segala sesuatu yang merugikan diri kita sendiri maupun orang
lain.Pesona dan daya tarik dosa begitu kuat. Dengan kekuatan kita, sering kita tidak berdaya mengatakan tidak dan memlih untuk mengikuti arus dosa. Yesus mengingatkan murid-muridNya, "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah" (Mat 26:41). Tunggu apalagi, hiduplah di dalam Roh dan Roh Penolong akan memampukan kita untuk mengatasi kelemahan daging dan menolak godaan dunia.