Tanah

Tanah tidak pernah memilih benih. Tanah tidak mempedulikan apa yang bakal kita tanam. Jika kita menaburnya dengan benih padi, tanah akan merespon benih itu dan menumbuhkannya. Demikian juga jika kita menaburnya dengan rumput teki, gulma liar atau tanaman-tanaman pengganggu lainnya, tanah juga tidak mempedulikannya melainkan akan merespon benih itu dan menumbuhkannya juga.

Sebagaimana tanah akan merespon dan menumbuhkan setiap benih tanpa membeda-bedakan benih apakah itu, demikian juga halnya dengan pikiran kita. Pikiran kita seperti tanah yang akan menerima, merespon dan menumbuhkan hal apapun juga, tidak peduli hal yang baik maupun hal yang buruk. Tidak peduli itu membawa kita kepada keberhasilan atau sebaliknya membawa kita kepada kemerosotan.

Apa yang kita tanamkan dalam pikirkan akan sangat mempengaruhi kehidupan kita. Jika kita menanamkan ke dalam pikiran, perkataan-perkataan negatif seperti ini : aku tidak bisa, aku tidak mampu, ini tidak mungkin berhasil, aku sangat payah, aku memang ditentukan hidup miskin, aku akan kalah, dsb., maka hal-hal negatif tersebut akan direspon oleh pikiran kita dalam bentuk sikap dan tindakan, yang kemudian hasilnya akan menjadi sama persis seperti apa yang kita tanam. Sebaliknya jika kita menanamkan ke dalam pikiran, hal-hal yang positif, antusiasme, hal-hal yang benar, dsb., maka pikiran juga akan merespon hal tersebut ke dalam sikap dan tindakan kita sehingga akhirnya hidup kita menjadi berhasil.

Intinya, benih awal yang kita tanamkan ke dalam pikiran akan menentukan hasil akhir dari hidup kita. Itu sebabnya kita perlu hati-hati dan hanya akan menanamkan hal-hal yang positif saja dalam pikiran kita. Pikiran kita seperti komputer yang akan patuh dan siap melakukan tepat apa yang kita suruhkan. Jangan lupa bahwa pikiran kita tidak mempedulikan perintah apa yang kita berikan. Jadi, inilah alasan mengapa kita perlu memprogram pikiran kita dengan hal-hal yang positif.

Pikiran kita seperti tanah yang akan menerima semua benih dan menumbuhkannya.

Tidak ada komentar: