Dosa orang sukses!

Saat ini kita saling berlomba untuk mengejar harta, pahala dan kuasa,kita dikejar oleh waktu, dateline dan target, sehingga semuanya harus serba cepat. Kalau engga percaya dengarlah bunyi klakson mobil di pagi hari maupun bunyi sirene mobil polisi yang ingin mengantar para pejabat. Dan lucunya bukan hanya para pejabat VIP saja yang butuh agar bisa jalan cepat, orang kawin sampai hal mengantar jenazah ke kuburan pun harus serba cepat !!! Kalau direnungkan siapa yang menunggu jenasah di kuburan, sedang bagi jenasah faktor waktu sudah tidak jadi masalah lagi.

Kita semuanya ingin serba cepat seakan-akan takut tidak mendapatkan bagian kesenangan duniawi, takut tidak dapat bagian menikmati hidup di dunia ini, tetapi apakah Anda tahu, semakin cepat Anda berlari semakin berkurang pula waktu yang bisa Anda menikmati, cobalah Anda jalan ke luar kota dengan kecepatan di atas 100 km, mana Anda akan bisa menikmati pemandangan disekitarnya ?!

Kita semuanya terseret oleh dampak kehidupan, karena kita harus lari cepat, sehingga akhirnya kita sendiri tidak dapat menikmati lagi hasil kesuksesan kita. Cobalah renungkan oleh Anda kapankah Anda bisa berbagi kasih dengan keluarga atau orang-orang yg Anda kasihi ? Kapankah Anda bisa menikmati berlibur dengan tenang dengan mereka atau bermain dengan putera/i Anda ?

Kita punya waktu untuk kegiatan yang kita lakukan sediri berjam-jam( exp : golf, tenis, dll), karena ini merupakan status simbol dari kesuksesan dan juga penting untuk menjalin relasi dengan mitrausaha kita, tetapi pernahkah tersirat dalam pikiran Anda, bahwa waktu tersebut sebenarnya kita ambil dari milik waktu orang yang kita kasihi, ialah istri, orang tua maupun anak-anak kita. Apakah main golf lebih penting daripada kumpul dengan keluarga? Kita lebih senang berkumpul di Pubs ataupun Dinner di hotel daripada makan malam bersama dengan keluarga di rumah.

Dunia ini penuh hingar bingar, sehingga kita tidak punya waktu lagi untuk mendengar jeritan hati dari orang-orang yang kita kasihi. Renungkanlah kapankah Anda punya waktu sejenak saja untuk mendengar keluhan dari orang yang Anda kasihi, kapankah Anda punya waktu untuk ngobrol sejenak dengan mereka? Tetapi kebalikannya begitu bunyi HP berdering, kita langsung tersentak seperti juga disengat oleh kalajengking, maka dari itu sudah menjadi kebiasaan bagi istri/anak di rumah apabila ingin berbicara dengan suami/ayah mereka,jalan yang paling mudah ialah melalui ponsel. Maklum kita sudah tidak punya waktu lagi untuk mendengar.

Pada jaman sekarang ini kegaduhan duniawi telah menghilangkan keheningan surgawi, bahkan kalau kita jujur sebagian dari kita sudah merasa takut akan keheningan, sebab ini bisa di nilai sama dengan kesepian. Renungkanlah apakah Anda pernah mendengar bisikan Allah?

Kita sekarang sudah begitu sibuknya mengejar kesuksesan sehingga kalau kita jujur dosa yg paling sering kita lakukan ialah tidak ada waktu untuk berdoa lagi, walaupun mungkin masih ada waktu sejenak untuk berdoa, tetapi kita tidak pernah bisa merasa santai dan memusatkan pikiran kita kepada Tuhan. Tanyalah kepada diri sendiri, apakah Anda bisa meluangkan waktu beberapa menit saja untuk berdoa di kantor, selainnya doa rutin pada waktu makan siang? Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan kepada murid-muridNya bagaimana bisa menjadi "pembicara" yang sukses ataupun menjadi salesman yang sukses, tetapi Ia mengajarkan bagaimana caranya berdoa.

Karena kesibukan kita sehari-hari sehingga tidak pernah ada waktu lagi untuk mengucap syukur ataupun berterima kasih kepada orang-orang di sekitar kita, entah
itu sobat-sobat kita, istri/suami, orang tua, kapankah kita terakhir kali memuji
mereka dan mengucapkan banyak terima kasih atas masakannya maupunpenampilannya ataupun jerih payahnya? Kapakah kita terakhir mengucapkan “Ilove you” kepada mereka? Kapankah kita mengucapkan rasa bangga kita terhadap putera/i kita ataupun rasa tertarik akan hasil jerih usahanya entah di sekolahan ataupun di luar sekolahan ? Jangankan terhadap mereka, terhadap Tuhan yang memberikan berkat saja sudah tidak punya waktu untuk mengucap syukur.

Albert Einstein pernah menulis: Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukes,
tetapi menjadi orang yg memiliki nilai.

Dengan uang kita dapat membeli seekor anjing yang bagus namum belum tentu dapat
membeli kibasan ekornya.

Tidak ada komentar: